5 RISIKO TINGGI KEAMANAN CLOUD BANKING YANG HARUS DIKETAHUI OLEH ORGANISASI ANDA
1. Malware
Memindahkan jumlah data sensitif yang besar ke lingkungan cloud yang terhubung dengan internet akan membuka kemungkinan ancaman siber yang lebih banyak terhadap organisasi. Serangan malware adalah ancaman umum terhadap keamanan cloud, dengan studi yang menunjukkan bahwa hampir 90% organisasi lebih mungkin mengalami pelanggaran data saat penggunaan cloud meningkat.
Bank-bank harus mengetahui perubahan dalam lanskap ancaman karena penjahat siber meningkatkan metode pengiriman serangan mereka.
2. Korupsi Data
Bank semakin khawatir tentang kebocoran data. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, komputasi awan membutuhkan organisasi untuk menyerahkan sebagian kontrol kepada CSP. Hal ini dapat menyiratkan bahwa seseorang selain departemen TI Anda bertanggung jawab atas keamanan beberapa data kritis organisasi Anda.
Jika terjadi pelanggaran atau serangan pada penyedia layanan awan, perusahaan Anda tidak hanya kehilangan data dan kekayaan intelektualnya, tetapi juga akan bertanggung jawab atas segala kerusakan yang dihasilkan.
3. Kepatuhan
Ketika privasi data semakin menjadi perhatian, peraturan kepatuhan dan standar industri seperti GDPR, HIPAA, dan PCI DSS menjadi lebih ketat.
Satu kunci untuk memastikan kepatuhan berkelanjutan adalah dengan memantau siapa yang memiliki akses ke data dan apa yang dapat mereka lakukan dengan akses tersebut. Karena sistem awan umumnya memungkinkan akses pengguna dalam skala besar, memantau akses di seluruh jaringan bisa sulit jika tindakan keamanan yang tepat tidak diterapkan.
4. Kurangnya Penelaahan Khusus
Migrasi ke cloud bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Bekerja dengan penyedia layanan awan, seperti bekerja dengan vendor pihak ketiga, memerlukan penelaahan khusus yang ekstensif untuk memastikan bahwa organisasi Anda memiliki pemahaman yang lengkap tentang cakupan pekerjaan yang diperlukan untuk beralih ke cloud dengan sukses dan efisien.
Dalam banyak kasus, bank-bank tidak menyadari seberapa besar pekerjaan yang terlibat dalam transisi, dan tindakan keamanan penyedia layanan awan sering kali terlewatkan.
Visibilitas pada operasi jaringan terbatas
Bank-bank kehilangan visibilitas pada operasi jaringan saat mereka memindahkan beban kerja dan aset ke cloud. Hal ini karena penyedia layanan awan mengelola sebagian sistem dan kebijakan.
Tergantung pada model layanan yang digunakan, cakupan peralihan tanggung jawab dapat bervariasi. Oleh karena itu, bank-bank harus dapat memantau infrastruktur jaringan mereka tanpa bergantung pada pemantauan dan pencatatan berbasis jaringan.
BAGAIMANA CARA BANK MENGURANGI RISIKO KEAMANAN CLOUD?
1. Evaluasi Risiko
Melakukan evaluasi risiko keamanan siber adalah salah satu cara untuk menganalisis posisi keamanan siber bank Anda dan efektivitas kontrol keamanan yang ada. Tujuan dari evaluasi tersebut adalah untuk mengidentifikasi potensi kerentanan atau kesenjangan keamanan sehingga tim IT Anda dapat membuat keputusan yang didasarkan pada informasi yang tepat untuk meningkatkan keamanan di masa depan.
2. Pemantauan terus menerus
Komponen paling penting dari program manajemen risiko keamanan siber yang sukses adalah pemantauan terus menerus. Pemantauan terus menerus akan menjadi semakin penting ketika bank-bank semakin beralih ke model komputasi awan untuk memastikan kebersihan siber yang berkelanjutan.
Lanskap digital terus berubah dengan cepat, dan mengandalkan penilaian titik waktu untuk menentukan posisi keamanan akan membuat organisasi terlambat bertindak jika masalah timbul.
3. Kontrol untuk akses pengguna
Karena lingkungan awan biasanya lebih mudah diakses daripada lingkungan on-premises, mengimplementasikan kontrol akses pengguna adalah bagian penting dari memastikan keamanan awan yang berhasil.
Bank harus mempertimbangkan keamanan nol-trust, yang mengasumsikan bahwa tidak ada yang dapat dipercayai dengan akses jaringan terbuka. Sebaliknya, pengguna hanya diberi akses ke fungsi-fungsi kritis yang diperlukan untuk setiap peran.
4. Otomatisasi
Lanskap ancaman terus berkembang, dan penyerang siber semakin canggih. Akibatnya, banyak departemen TI terbebani oleh banyaknya peringatan keamanan yang tiba dengan cepat.
Dengan mengotomatisasi inisiatif kunci seperti pemantauan keamanan siber, pengumpulan intelijen ancaman, dan penilaian risiko vendor, tim dapat memfokuskan upayanya pada tugas-tugas yang lebih tinggi daripada meninjau manual semua ancaman potensial terhadap jaringan.
KESIMPULANNYA
Memahami risiko keamanan perbankan cloud, serta solusi untuk mencegahnya, akan memungkinkan bank untuk lebih baik mengelola dan menerapkan teknologi cloud untuk penyimpanan. Ini memungkinkan bank untuk dengan percaya diri mengelola upaya keamanan awan mereka dan membuat keputusan yang didasarkan pada data tentang cara meningkatkan kontrol keamanan.
Jangan lupa untuk menghubungi SmartOSC Fintech untuk informasi lebih lanjut terkait masalah Teknologi lainnya!